Setiap hari Natal, James Baxter menyaksikan bagaimana orang-orang merobek dan bahkan membuang produk dari perusahaannya. Seluruh waktu yang dihabiskan untuk membuat rancangan kreatif dan proses produksi yang cermat lenyap dalam sekejap. Namun Baxter tidak menyesal. Sebagai presiden direktur dari perusahaan pembuat kertas kado Natal terbesar di negeri itu, Baxter berkata, "Yang tidak kami inginkan adalah kalau produk kami hanya tersimpan rapi di lemari."
Produk seperti kertas kado itu memberi sisi pandang yang menarik terhadap makna Natal yang sesungguhnya. Ketika Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia ini, tujuan-Nya bukanlah untuk memberi kita sebuah paket yang hanya menarik untuk dipandang mata. Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan datang ke dunia, menjadi manusia, karena Dia tahu bahwa tujuan-Nya adalah mati bagi dosa-dosa kita. Ketika berbicara tentang kematian-Nya di kayu salib yang semakin mendekat, Yesus berkata, "Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini" (Yohanes 12:27-28).
Saat ini, renungkan pelajaran tentang kertas kado itu. Saat Anda berpikir bagaimana kertas kado itu harus dirobek agar kita dapat melihat hadiah di dalamnya, biarlah hal itu mengingatkan Anda akan pengorbanan sang Juru Selamat di kayu salib sehingga Anda dapat memperoleh hidup kekal, karunia Allah yang tak ternilai harganya.
Yesus dilahirkan supaya kita dapat dilahirkan kembali.